JUMAT AGUNG APRIL 2011
MAJELIS DAN HAMBA TUHAN
TENTANG SALIB KRISTUS
(disadur dari Renungan Perspektif GKA Gloria)
Hari “Kesengsaraan Tuhan Yesus” kita sebut “Jumat Agung”. Ada banyak orang memahami hari yang bersejarah bagi iman Kristen tersebut, tetapi adakah orang yang hadir pada hari yang Agung itu? Ketika Yesus disalib, orang-orang Yahudi, serdadu-serdadu dan prajurit-prajurit Romawi merayakan kemenangan kematian Yesus di atas kayu salib. Murid-murid merasa gagal dan sirna harapannya. Bagi Allah merupakan suatu kemenangan, rencanaNya yang dinubuatkan berabad-abad dan misi yang mulia dalam diri Tuhan Yesus sudah digenapi secara sempurna, maka Yesus berkata: “Sudah selesai” (Yoh. 19:30). Bagaimanakah sikap orang-orang menyambut hari-hari kesengsaraan Yesus?
At the Cross (Mat. 27:27-31)
Ketika Yesus digiring serdadu-serdadu dan wali negeri ke pengadilan, namun tidak ada keadilan untukNya. Mereka melecehkan Yesus, pakaianNya dicopot satu persatu. Mereka mengenakan mahkota duri sebagai penghinaan dan penyiksaan. Mereka mengolok-olok Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!” Mereka meludahiNya dan mengambil bulu itu dan memukulkannya ke kepalaNya.” (Mat. 27:27-31). Lalu mereka keluar untuk menyalibkan Dia. Bukankah hari ini masih banyak orang turut melecehkan Kristus dan menyiksa pengikut-pengikutNya? Apa yang kita lakukan di samping salibNya?
Take Up the Cross (Mat. 27:32-44)
Dalam perjalanan menuju ke bukit Golgota, Yesus tidak kuat lagi memikul salibNya, mereka memaksa Simon untuk memikul salib Yesus (Mat. 27:32). Di manakah murid-muridNya tidak ada satupun yang datang ikut menggotong salib Yesus, di manakah penggemar/pengikut Yesus, yang pernah mengecap berbagai kesembuhan, orang buta, orang tuli, orang timpang, yang kerasukan, yang dikenyangkan oleh roti dan yang dibangkitkan dari kematian? TIDAK ADA SATUPUN yang menawarkan diri dengan sukarela memikul salibNya. Yesus pernah berkata, “Barang siapa tidak memikul salibNya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu.” (Mat. 10:38). Hari ini banyak orang tidak rela memikul salibnya sendiri jika ada itu karena terpaksa. Tuhan Yesus rela memikul salib untuk kita, hidup matiNya berarti bagi kita. Charles Spurgeon, berkata ”As long there is breath in our bodies, let us serve Christ; as long as we can thinks, we can speak, we can work, let us serve him with our last gasp, let set some work to glorify Him before we face dead.”
Die On the Cross (Mat 27:45-56)
Sesudah Yesus berteriak, “Eli, Eli lama sabakhtani” (Mat. 27:46) Lalu, “Yesus, berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya.” (Mat. 27:50). Inilah kematian yang paling besar, kematian di atas kayu salib bukan karena kejahatan diriNya. Selama berabad-abad hukuman perbuatan jahat/dosa oleh Romawi berakhir di kayu salib. Tapi Kematian Yesus adalah demi dosa-dosa manusia, bukan karena diriNya. Kematian yang sangat berarti dan mulia bagi kita semua.
Maynard Belt dalam khotbahnya “Anda Tidak Dapat Minum Anggur.” Ilustrasi ini memberi makna rohani yang dalam. Saat Perjamuan, Tuhan menggunakan dua simbol, yaitu makan roti dan minum anggur. Roti melambangkan tubuh Kristus; anggur melambangkan darahNya yang tercurah. Akan tetapi bagaimanakah anggur-anggur tersebut dapat menjadi minuman harum dan manis? Anggur yang matang dan lezat harus dihancurkan dan diperas seluruh airnya baru bisa menjadi minuman harum dan manis.
Untuk menggenapkan rencana Allah, Tubuh Yesus harus diremukkan, seperti yang dikatakan dalam Yesaya, “Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia. Ia dihina dan dihindari orang…” (Yes. 53:2-3). Ia mati, darahNya yang tercurah untuk menebus dosa-dosa kita. Jumat Agung, karena ada karya yang Agung di hari Jumat. Adakah kita bersyukur dan mati untukNya?
Isaac Watts menulis sebuah lagu, “At the Cross” Ia menyadari kematian Yesus di atas kayu salib adalah karya terbesar. Kristus rela mati untuk kita yang tidak layak (seperti cacing).
Alas! And did my savior bleed And did my Sov’reign die?
Would He devote that sacred head For such a worm as I.
Was it for crimes that I have done He groaned upon the tree?
Amazing pity! Grace unknown! And love beyond degree!
At the cross, at the cross where I first saw the light, and the burben of my heart rolled away.
It was there by faith.
I receive my sight, and now I am happy all the way.
1 komentar:
Sungguh Luar Biasa karya Tuhan atas Gereja Singaraja dengan dukungan dari GKKAI Tenggilis Mejoyo Surabaya
Posting Komentar